Dimana ada kesatuan disitu ada kemenangan |
Pada tanggal 11 april 2012, pertemuan psikolog industri yang
terakhir sebelum UTS. Pada hari itu materi yang diberikan oleh bapak Seta
Wicaksana berbeda dengan materi sebelumnya. Karena meteri ini tidak berbentuk
teori namun dalam bentuk permainan. Saya merasa bingung karena tidak biasanya
dosen mau bermain game dengan mahasiswa. Perlahan namaun pasti saya mengerti,
dosen memberikan permainan ini karena berkaitan dengan materi hari itu yaitu, ‘TEAMWORK’.
Saya berasusmsi perubahan bentuk pengajaran yang dilakukan
oleh pak Seta di sebabkan untuk menghindari atau menghilangkan rasa jenuh dan
membosankan di kelas. Dan saya rasa perubahan itu berhasil dan mahasiswa
termasuk saya merasa senang senang dengan metode ini.
Sebelum memulai permainan pak Seta membagi kelompok menjadi
2 untuk berkompeteDan apa saja permainan yang
di berikan oleh pak Seta Wicaksana kepada mahasiswa, berikut ulasannya:
1.
Pertama, instruksi pemanasan yang di perintahkan
oleh beliau. Pemanasan nya adalah dengan berpura-pura menjadi seorang prajurit
samurai yang sedang berlatih dengan pedang. Semua mahasiswa berpura-pura sedang
memegang pedang samurai dengan kuda-kuda ‘seadanya’ dan ketika beliau
memberikan instruksi “musuh di depan” prajurit harus menyerang ke depan. Ketika
beliau memberikan instruksi “musuh di kanan” prajurit harus menyerang ke kanan.
Dan begitu juga kekiri. Setelah itu mahasiswa tetap diberikan instruksi yang
sama tetapi dengan mata dipejamkan. Dan hasilnya ada beberapa mahasiswa yang
memukul temennya karena tidak melihat. Suasana menjadi kacau namun menyenagnkan
2.
Setelah Pemanasan selesai game selanjutnya
adalah permainan lompat-lompatan. Setiap kelompok memegang bahu teman-temannya
dan ketika pak Seta memberikan instruksi setiap anggota kelompok harus mengikutinya. Seperti “loncat kekiri” kelompok
harus kekiri secara bersamaan bersama anggota kemolpok. Setelah itu pak Seta
menginstruksi kan dengan hal yang sama namun kelompok harus melakukan
kebalikannya. Seperti “loncat kekanan” kelompok harus loncat kekiri, begitu
seterusnya sampai permainan selesai.
3. Permainan Ketiga adalah saling berpangku kepada
anggota kelompok dengan membentuk lingkaran dan lalu berjalan. Namun permainan
ini tidak berhasil karena kurangnya anggota kelompok. Untuk meneruskannya game
ini diganti dengan ‘saling membantuk untuk berdiri’ (kalau boleh saya sebut
judul permainannya). Permainan ini
mempunyai 2 sesi. Sesi pertama adalah saling mencari pasangan untuk
melangsungkan permainan. Permainan 1 pasang duduk dengan saling menempelkan
tapak kaki masing-masing dan memegang tangan teman dan berusaha berdiri. Dan sesi
kedua adalah sama dengan sesi pertama namun hal yang berbeda adalah semua
anggota kelompok menempelkan tapak kaki dan harus berusaha berdiri semuanya. Cukup
sulit ternyata.
4.
Masih ada permainan lagi namun saya lupa (maaf
pak Seta), jadi saya langsung saja kebagian akhirnya yaitu menyanyi seperti
ye-yel. Nyanyian ini diiringi dengan gerakan. Dan lirik nya seperti ini “taramtamtam
taramtamtam taramtamtam, guliguliwajaramtamtam, taramtamtam, taramtamtam,
fieeeeesta, fieeeeesta guliguliwajaramtamtam”. kurang lebih seperti itu
liriknya.
Cukup menyenangkan dan cukup menguras stamina juga namun
banyak hal-hal yang saya dapat dari permainan ini. Dan inti dari permainan ini
adalah pentingnya suatu kerja sama kelompok untuk mendapatkan hasil yang
maksimal. Dan pentingnya kelompok untuk membangun kemandirian yang kompleks dan
pribadi yang dewasa. Serta meningkatkan social kita di masyarakat. Sekian resume
ketujuh dari saya.
0 comments:
Post a Comment